Presiden Haiti, Jovenel Moise. (Instagram.com/jovenelmoise)
Di Ibu Kota Port-au-Prince, penduduk yang trauma dengan gempa 2010 berteriak dan berlarian ke jalan saat gempa mengguncang.
"Di lingkungan saya, saya mendengar orang-orang berteriak. Mereka lari keluar," kata warga Sephora Pierre Louis. "Setidaknya mereka tahu untuk pergi keluar. Pada 2010, mereka tidak tahu harus berbuat apa. Orang-orang masih di luar di jalan."
Gempa yang terasa hingga Kuba itu membuat warga Kuba ketakutan. "Semua orang benar-benar takut. Sudah bertahun-tahun sejak gempa besar seperti itu," kata Daniel Ross, seorang penduduk di kota Guantanamo, Kuba timur.
Dia mengatakan, rumahnya masih berdiri kokoh tetapi perabotannya bergetar.
"Saya merasakannya. Gempa itu membangunkan saya. Atap saya agak berisik," kata Danny Bailey, 49, di Kingston.
Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) juga melaporkan gempa di wilayah tersebut, seraya mengatakan gempa itu berkekuatan 7,6, sementara pusat seismologi Kuba mengatakan gempa berkekuatan 7,4.
Gempa bumi ini terjadi sebulan lebih setelah pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, yang telah memperdalam gejolak politik di negara ini. Tidak hanya menghadapi gejolak politik, kelaparan juga melanda sebagian besar wilayah Haiti, termasuk masalah layanan kesehatan terkait penangan COVID-19. Kini muncul masalah baru dampak gempa.