Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi warga sipil Sudan mengungsi dari peperangan (Twitter.com/UNHCR Sudan)

Jakarta, IDN Times - Organisasi amal Save the Children, pada Selasa (22/8/2023), melaporkan bahwa 498 anak-anak Sudan telah tewas sejak negara itu dilanda perang saudara. Anak-anak itu tewas sebab kehilangan akses terhadap obat-obatan dan kelaparan karena tidak ada makanan.

Perang di Sudan, yang tak kunjung mereda, juga membuat organisasi itu terpaksa menutup fasilitas layananan. Itu membuat mereka berhenti memberikan perawatan bagi lebih dari 30 ribu anak-anak yang kekurangan gizi.

Pertempuran di Sudan antara militer (SAF) dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) telah menewaskan sekitar 5 ribu orang. Selain itu, perang juga telah memaksa lebih dari 4 juta orang mengungsi.

1. Kelaparan yang sebenarnya dapat dicegah

anak-anak Sudan korban perang saudara (Twitter.com/Save the Children International | Sudan)

Pertempuran antara SAF dan RSF telah membuat seluruh wilayah Sudan kacau. Fasilitas medis termasuk yang sangat terpukul, sehingga banyak yang terpaksa tutup.

"Anak-anak yang sakit parah tiba di pelukan ibu dan ayah yang putus asa di pusat nutrisi di seluruh negeri dan staf kami hanya memiliki sedikit pilihan untuk merawat mereka," kata Arif Noor, direktur Save the Children di Sudan, dikutip dari Middle East Eye.

"Kami melihat anak-anak sekarat karena kelaparan yang sebenarnya dapat dicegah," tambahnya.

Noor juga menjelaskan terjadi penjarahan di gudang milik PBB. Selain itu juga terjadi pembakaran di pabrik makanan serta kurangnya dana, yang menyebabkan tekanan signifikan untuk memasok produk nutrisi terapeutik.

2. Lebih dari 30 ribu anak kehilangan akses ke obatan-obatan dan makanan

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di