Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjuk sesuatu saat acara kampanye di Bandara Regional Smith Reynolds di Winston-Salem, North Carolina, Amerika Serikat, Selasa (8/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst)
Temuan NYT menunjukkan, sebagai pengusaha, Trump menerima banyak duit dari pelobi, politisi, dan pejabat negara asing.
Sejak 2015, terjadi penambahan jumlah keanggotaan di resor mewah milik Trump, Mar-a-Lago, yang terletak di Florida. Ini membawa pemasukan tambahan senilai US$5 juta dolar AS per tahun. Pada 2017, Asosiasi Evangelist Billy Graham, membayar setidaknya senilai US$397 ribu ke Hotel Trump Washington, di mana mereka menggelar setidaknya satu sesi acara selama World Summit in Defence of Persecuted Christians.
Pada 2016 dan 2017, Trump dituding menerima US$3 juta dolar AS dari Filipina, US$2,3 juta dolar AS dari India, US$1 juta dolar AS dari Turki untuk proyek-proyek di negeri itu.
Laman BBC News memuat komentar Trump, yang menyebutkan laporan investigasi NYT sebagai “fake news” alias laporan palsu. Laporan ini diduga akan mempengaruhi kredibilitas Trump yang tengah berupaya menjabat untuk periode yang kedua. Sebagian dari publik AS, yang selama pandemik COVID-19 ini kehilangan mata pencaharian dan penghasilan, boleh jadi marah atas kelakuan presidennya.
Begitu pun, publik juga ingat bahwa empat tahun lalu, dalam debat calon presiden melawan Hillary Clinton, soal pembayaran pajak yang kecil ini diangkat oleh Clinton. Trump menjawab dengan enteng, “Itu bikin saya cerdas.”
Tahun 2016, Trump menang pemilu meskipun terkuat fakta-fakta termasuk video yang menunjukkan, dia melakukan pelecehan seksual secara verbal kepada perempuan.