Jakarta, IDN Times – Konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau COP26 digadang-gadang menjadi ‘cara terakhir’ para pemimpin dunia untuk mencegah krisis iklim.
Sebelum perhelatan, Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut krisis iklim sebagai 'tiket satu arah' menuju bencana kemanusiaan. Dengan kata lain, tidak ada yang sanggup memperbaiki dampak dari kerusakan iklim.
Ungkapan senada dilontarkan oleh Paus Fransiskus, yang menganalogikan COP26 sebagai momen untuk menumbuhkan tanggung jawab bersama demi masa depan. Paus mendesak para pemimpin dunia untuk menghasilkan kebijakan konkret dan radikal demi melindungi bumi.
Seiring berjalannya acara di Glasgow, Skotlandia itu, para pemimpin dunia telah membuat kesepakatan bersama. Mulai dari kesepakatan menghentikan deforestasi, komitmen emisi nol bersih, pendanaan dari negara-negara maju bakal negara-negara berkembang, dan perjanjian untuk mengurangi metana.
Lantas, apa yang sebenarnya ingin dicapai dalam COP26? Dilansir dari Al Jazeera, berikut lima hal yang disoroti dalam perhelatan tersebut.