ilustrasi markas geng (pexels.com/Pixabay)
Los Zetas dibentuk pada 1997 sebagai sayap bersenjata Kartel Gulf oleh sekitar 30 mantan pasukan khusus Meksiko yang dipimpin Letnan Arturo Guzmán Decena. Awalnya mereka bertugas melindungi bos besar Osiel Cárdenas Guillén, tapi kemudian berkembang jadi organisasi kriminal mandiri. Setelah Decena tewas pada 2002, kepemimpinan beralih ke Heriberto Lazcano alias “Z3”, yang memperluas operasi hingga ke penyelundupan manusia dan pemerasan.
Pada 2010, Los Zetas resmi memisahkan diri dari Kartel Gulf dan menjadi entitas tersendiri dengan wilayah kekuasaan di pantai timur Meksiko serta Guatemala. Mereka bahkan merekrut mantan pasukan khusus dari negara tetangga untuk memperkuat barisan. Kelompok ini dikenal dengan kekerasan ekstrem, termasuk pencurian minyak dari perusahaan negara Pemex senilai lebih dari 1 miliar dolar AS (setara Rp16 triliun).
Perang antara Los Zetas dengan kartel lain seperti Sinaloa dan La Familia Michoacana memicu militerisasi besar-besaran di Meksiko pada awal abad ke-21. Setelah kematian Lazcano pada 2012 dalam baku tembak dengan marinir, kekuatan mereka mulai menurun. Namun, nama Zetas masih dipakai oleh berbagai kelompok kriminal kecil yang mengaku pewaris brutalitas aslinya.
Fenomena kartel di Meksiko menjadi gambaran kompleks tentang kekuasaan, kekerasan, dan ketimpangan sosial yang saling bertaut. Di tengah upaya pemerintah memberantas jaringan kriminal, pengaruh kartel tetap melekat pada kehidupan masyarakat dan ekonomi lokal. Selama ketimpangan dan permintaan pasar global belum berubah, bayang-bayang kartel tampaknya akan terus menghantui sejarah Meksiko.