Ilustrasi Angin Topan (IDN Times/Mardya Shakti)
Yang terbaru dari serentetan peristiwa sepanjang Agustus, adalah datangnya badai Ida di AS pada 29 Agustus 2021. Hantaman dahsyat dari badai tersebut telah menyebabkan kerusakan parah dengan lebih dari satu juta rumah di Louisiana mengalami pemutusan listrik. Presiden AS Joe Biden bahkan mendeklarasikannya sebagai "bencana besar" yang mengancam nyawa.
Lantas, apa hubungan antara badai Ida dan perubahan iklim?
Sebelum melanda sejumlah wilayah AS, badai Ida sempat dilaporkan mengalami peningkatan serangan menjadi kategori empat hanya dalam beberapa jam saja. Level yang meningkat dengan cepat adalah hal yang tidak biasa dan itulah yang kemudian menyebabkan kerusakan menjadi lebih besar.
Mengutip The New York Times, Meski badai adalah sesuatu yang kompleks, tetapi salah satu faktor kunci yang menentukan seberapa kuat badai pada akhirnya adalah suhu permukaan laut, karena air yang lebih hangat menyediakan lebih banyak energi yang memicu badai. Para peneliti sendiri tidak dapat mengatakan dengan pasti apakah perubahan iklim akan menyebabkan musim badai yang lebih lama atau lebih aktif di masa depan, tetapi mereka sepakat akan satu hal: Pemanasan global telah mengubah badai dan kenaikan suhu laut membantu meningkatkan aktivitasnya.
“Sangat mungkin bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia berkontribusi pada lautan yang hangat secara anomali itu,” kata James P. Kossin, seorang ilmuwan iklim di National Oceanic and Atmospheric Administration. “Perubahan iklim membuat badai lebih mungkin berperilaku dengan cara tertentu.”