5 Perkembangan Terkini Kerusuhan di Kaledonia Baru

Jakarta, IDN Times- Kaledonia Baru, wilayah Prancis di Pasifik, dilanda protes berhari-hari yang berujung kerusuhan, kekerasan dan penjarahan. Pihak berwenang wilayah itu telah memberlakukan jam malam, tapi kekerasan tak juga mereda.
Pada Kamis (16/5/2024), Prancis mengumukan keadaan darurat di wilayah tersebut setelah lima orang tewas, termasuk petugas keamanan. Paris juga mengerahkan sekitar seribu personel militer dan polisi tambahan sebagai upaya meredam kerusuhan.
Bandara La Tontouta yang sibuk telah diutup, begitu juga dengan sekolahan. Penggunaan platform media sosial serta pertemuan publik dilarang dilakukan.
Berikut ini adalah lima perkembangan terkini protes di Kaledonia Baru.
1. Perubahan aturan pemilihan umum
Protes massal terjadi setelah parlemen Prancis meloloskan reformasi aturan pemilihan umum. Reformasi itu memungkinkan penduduk Prancis di Kaledonia Baru yang telah tinggal selama 10 tahun atau lebih bisa memilih.
Dilansir Al Jazeera, pemerintah Paris mengatakan langkah tersebut upaya mendukung demokrasi di gugus kepulauan yang berada di antara Australia dan Fiji itu.
Masyarakat pribumi yang disebut suku Kanak, yang berjumlah sekitar 40 persen dari 300 ribu total populasi, menilai keputusan mengizinkan warga Prancis untuk memilih akan menghambat peluang mereka memperoleh kemerdekaan.
Perubahan aturan itu akan menambah ribuan pendatang baru asal Prancis ke dalam daftar pemilih. Menurut kelompok masyarakat pribumi, itu akan melemahkan golongan mereka untuk dapat memiliki pemerintahan sendiri.