Banyak orang-orang dari negara konflik yang ingin mencari suaka ke UE. Itu dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan legal maupun ilegal. Salah satu negara di Afrika Utara yang jadi titik para pencari suaka adalah di Libya.
Namun upaya keras telah dilakukan dari pasukan keamanan, entah itu pihak Libya maupun UE dalam beberapa tahun terakhir. Para pengungsi yang sering mencoba menyeberangi Laut Mediterania menuju Eropa secara ilegal, ditahan oleh otoritas Libya.
Jika mereka dapat lolos dari pasukan Libya, banyak yang tewas sebelum mencapai Eropa karena perahu tenggelam di laut. Sebagian dari mereka juga korban perdagangan manusia.
Para pencari suaka yang berhasil ditangkap, kemudian ditempatkan di beberapa fasilitaas penahanan di ibu kota Tripoli.
Dalam seminggu terakhir, pasukan Libya telah menangkap lebih dari 5.000 orang para pencari suaka. Dilansir dari The Guardian, penangkapan itu dilakukan karena menurut pihak berwenang, mereka terlibat imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba.
Namun dalam penangkapan tersebut, lembaga Medecins Sans Frontires (MSF) menyebut bahwa pasukan keamanan telah melakukan kekerasan fisik yang parah, termasuk kekerasan seksual. Bahkan seorang migran muda tewas dan lima lainnya terluka karena tembakan.
Ellen van der Velden, manajer operasi MSF untuk Libya mengatakan orang-orang tersebut ditangkap dan ditahan di fasilitas yang tidak manusiawi karena penuh sesak.
Di fasilitas Shara Zawiya, lebih dari 550 perempuan ditahan dalam berbagai kondisi, seperti hamil dan memiliki bayi yang baru melahirkan. Mereka dijejalkan dalam tahanan. 120 orang hanya berbagi satu toilet umum.