8 Fakta Kekuatan Militer Rusia, dari Nuklir Hingga Tank

Salah satu kekuatan utama yang dimiliki militer Rusia adalah jumlah pasukannya. Rusia memiliki jumlah pasukan yang mencapai jutaan personil. Dilansir dari International Institute for Strategic Studies, Rusia diketahui memiliki jumlah personel militer aktif berjumlah 1.014.000 orang. Sementara itu, jumlah pasukan cadangan Rusia pun mencapai 2.000.000 orang.

Hal tersebut menempatkan Rusia di urutan ke lima dalam jumlah personel aktif terbanyak di dunia. Seperti negara pada umumnya cabang militer Rusia terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Adapun Rusia juga memiliki tiga layanan independen lainnya seperti Pasukan Roket Strategis, Pasukan Lintas Udara, dan Pasukan Operasi Khusus. 

Rusia diketahui menjadi negara dengan jumlah tank terbanyak di dunia. Dilansir dari armedforces.eu, Rusia menempati peringkat pertama negara dengan jumlah tank terbanyak yakni berjumlah 12.270 unit tank. Sementara Amerika Serikat yang merupakan negara adidaya berada di peringkat kedua dengan jumlah tank 6.612 unit tank.

Walaupun begitu, komposisi tank Rusia masih banyak di dominasi oleh tank-tank peninggalan era Uni Soviet. T-72 jenis tank peninggalan Soviet, menjadi tank paling banyak di gunakan oleh Rusia dengan 2.030 T-72 yang aktif dan 7.000 T-72 menjadi cadangan. Sementara tank peninggalan Soviet lainnya seperti T-80 dan T-90 juga masih menjadi tank andalan Rusia.

Selain memiliki aset militer berupa tank dengan jumlah terbanyak. Rusia juga memiliki jumlah persenjataan berupa artileri yang tak kalah banyaknya. Dikutip dari globalfirepower.com, Rusia memiliki persenjataan artileri berupa artileri swa-gerak dengan jumlah 6.574 unit, serta artileri tarik berjumlah 7.571 unit.

Sementara itu artileri roket, Rusia memiliki sekitar 3.391 unit. Hal tersebut pun juga menjadikan Rusia sebagai negara dengan jumlah aset artileri terbanyak. 

Tak hanya memiliki kekuatan darat yang dominan, kekuatan udara Rusia diketahui tak kalah kuatnya. Dikutip dari flightglobal, diperkirakan Rusia memiliki aset pesawat militer berjumlah 3.947 pesawat yang terdiri dari pesawat tempur multiperan, pesawat pencegat, pesawat pengebom, pesawat transport, helikopter, serta pesawat pelatih.

Di dalam inventarisnya, Rusia memiliki pesawat penyerang Sukhoi Su-24 dengan jumlah yang cukup banyak yakni 273 pesawat, serta pesawat tempur Mikoyan MiG-29 dengan jumlah 240 pesawat. Sementara itu, pesawat transport Ilyushin Il-76 dengan jumlah 120 unit, pesawat pengebom Tupolev Tu-22M dengan jumlah 69 pesawat, helikopter transport Mil Mi-17 dengan jumlah 788 unit, serta hrlikopter serang Mil Mi-24 dengan jumlah 378 helikopter.

Selain itu, masih terdapat beberapa jenis pesawat yang juga menjadi andalan Rusia seperti Sukhoi Su-27, Sukhoi Su-30, Mikoyan MiG-31, Sukhoi Su-34, dan lain sebagainya.

Di lautan, militer Rusia nyatanya juga perkasa. Angkatan Laut Rusia tercatat memiliki sekitar 350 kapal militer aktif yang terdiri dari 1 kapal induk, 2 battlecruiser, 2 kapal penjelajah, 10 kapal destroyer, 11 kapal fregat, 82 kapal korvet, 21 landing ship tank (lst), 40 kapal pendarat, 59 kapal patroli, 49 kapal penyapu ranjau, 12 kapal selam rudal balistik, 10 kapal selam rudal jelajah, 14 kapal selam serang nuklir, 22 kapal selam serang diesel, serta 12 kapal selam tujuan khusus.

Dari inventaris kapal-kapal militer tersebut, Rusia memiliki kapal militer yang cukup dikenal karena kekuatannya. Sebut saja battlecruiser Kirov class, kapal induk Admiral Kuznetsov, landing ship Alligator, serta kapal selam nuklir Typhoon class yang menjadi kapal selam terbesar di dunia.

Teknologi rudal dan misil menjadi hal yang tak terpisahkan dari keunggulan militer Rusia. Bagaimana tidak, Rusia tercatat menjadi salah satu negara dengan kekuatan rudal terbesar. Dengan berbagai koleksi rudal balistik antar benua hingga rudal hipersonik menjadikan Rusia sebagai negara yang sangat mapan dalam teknologi peluru kendali (rudal).

Sebut saja rudal balistik antar benua milik Rusia yang memiliki jarak jangkau hingga 11.000 kilometer jauhnya. Ada juga rudal balistik antar benua milik Rusia lainnya seperti RS-24 Yars yang memiliki jangkauan hingga 12.000 kikometer. Selain dari platfrom yang berbasis darat, Rusia juga memiliki rudal balistik yang berbasis kapal selam seperti RSM-56 Bulava yang memiliki jangkauan sekitar 8.000 kilometer.

Tak hanya rudal balistik, Rusia tercatat juga memiliki inventaris berupa rudal jelajah. Rusia memiliki rudal jelajah Kh-55 peninggalan Uni Soviet. Rudal jelajah lainnya adalah 3M-54 Kalibr yang aktif digunakan oleh Rusia.

Rusia menempati peringkat elit dalam hal kekuatan senjata nuklir bersama dengan Amerika Serikat. Hal itu tercermin dari banyaknya jumlah hulu ledak nuklir yang dimiliki oleh Rusia. Dilansir dari Federation of American Scientist, Rusia memiliki setidaknya 5.977 hulu ledak nuklir.Sementara itu, Amerika Serikat berada di urutan kedua dengan 5.428 hulu ledak nuklir.

Adapun untuk hulu ledak nuklir yang siap pakai Rusia mengerahkan setidaknya 1.588 hulu ledak nuklir. Senjata nuklir Rusia itupun umumnya diluncurkan dengan platfrom rudal balistik ataupun rudal jelajah, yang sebelumnya telah kita ketahui bahwa Rusia juga mendominasi dalam hal teknologi rudal.

Mengikuti jejak pandahulunya yakni Soviet, Rusia diketahui juga kerap kali menunjukan dominasi militernya dengan memasukkan dirinya kedalam konflik bersenjata. Hal tersebut tercermin dalam beberapa pertempuran yang pernah melibatkan militer Rusia di dalamnya.

Pada dekade 90an, militer Rusia tercatat terlibat dalam beberapa konflik bersenjata domestik, seperti Perang Chechnya Pertama (1994-1996), Perang Dagestan (1999), dan Perang Chechnya Kedua (1999-2000). Selain itu militer Rusia juga tercatat beberapa kali melakukan agresi militer terhadap negara lain seperti pada Perang Rusia-Georgia (2008), Invasi Krimea (2014), dan yang terbaru yakni Invasi Rusia terhadap Ukraina yang kini masih berlangsung.

Nah, itu beberapa fakta mengenai militer Rusia yang dapat kamu ketahui. Dari sini dapat kita lihat bahwa Rusia pada kenyataannya memang memiliki kekuatan militer yang mumpuni, namun di konflik terakhir ini kemampuan militer Rusia pun masih menimbulkan pertanyaan dan keraguan yang besar.