Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi hutan (unsplash.com/Ivars Utināns)

Jakarta, IDN Times - Delapan negara Amerika Selatan, pada Selasa (8/8/2023), sepakat meluncurkan aliansi iklim untuk melindungi hutan hujan Amazon dari deforestasi.

Negara tersebut adalah Brasil, Bolivia, Ekuador, Kolombia, Guyana, Perú, Suriname, dan Venezuela. Mereka menandatangani deklarasi bersama saat KTT Amazon Cooperation Treaty Organization (ACTO) dihelat di Belem, Brasil.

Para pemimpin juga menantang negara-negara maju berbuat lebih banyak untuk menghentikan deforestasi besar-besaran hutan Amazon. Menurut mereka, ini merupakan tugas banyak negara di saat krisis iklim juga dipicu komunitas internasional.

1. KTT gagal sepakat untuk akhiri deforestasi pada 2030

Dilansir Al Jazeera, kedelapan negara menyepakati peta jalan yang isinya mempromosikan pembangunan berkelanjutan, mengakhiri penggundulan hutan, dan melawan kejahatan terorganisir yang mendorong deforestasi.

Meski demikian, tidak ada kesepakatan dari mereka soal tuntutan para aktivis lingkungan dan kelompok-kelompok pribumi. Sebelumnya, ACTO diminta mengakhiri deforestasi illegal pada 2030 yang dijanjikan Brasil dan menghentikan eksplorasi minyak baru yang dijanjikan Venezuela.

Sebaliknya, kedelapan negara dipersilahkan menentukan tenggat waktu deforestasi sesuai masing-masing tujuan mereka. KTT digelar saat observatorium iklim Uni Eropa mengumumkan bahwa Juli menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat di Bumi.

Dalam pembukaan pidato KTT, Presiden Brasil Lula da Silva berbicara soal memburuknya krisis iklim dan perlunya tindak lanjut secara bersama-sama.

“Tantangan zaman kita dan peluang yang muncul darinya menuntut kita bertindak serempak,” ujarnya.

“Ini tidak pernah begitu mendesak,” tambahnya, dikutip dari BBC.

2. Aktivis lingkungan kecewa KTT gagal tetapkan tenggat waktu deforestasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di