Adolf Hitler (commons.wikimedia.org)
Saat sedang mengobrol dengan Marsekal Medan Finlandia, Mannerheim, Adolf Hitler mengaku terkejut saat mengetahui jutaan pria Rusia beserta ribuan kendaraan dan persenjataan sudah berbaris di perbatasan baratnya. Hitler berpendapat bahwa pasukan tersebut tidak dimaksudkan untuk sekadar mempertahankan perbatasan.
Vladimir Rezun, seorang perwira intelijen Soviet yang membelot ke Inggris pada tahun 1978, mengakui bahwa kecurigaan Hitler mungkin benar.
Lewat bukunya, Icebreaker, yang dicetak dengan nama samarannya, Viktor Suvorov, Rezun menyatakan bahwa dari apa yang telah ia pelajari selama di dalam Spetsnaz dan GRU, Stalin memang berencana untuk menyerang Eropa dan "membebaskannya" secara paksa lewat ideologi komunisme.
Rencana ini diduga sudah berlangsung pada awal 1941, tetapi secara signifikan tertunda selama berbulan-bulan.
Saat Stalin ingin memulainya, Hitler sudah meluncurkan Operasi Barbarossa terlebih dahulu. Operasi ini bukanlah sebuah sarana untuk mencapai lebensraum atau ruang hidup untuk Jerman, tetapi untuk menyelamatkan Eropa dengan terlebih dahulu menyerang Soviet sebelum mereka dapat mengerahkan pasukannya.
Beberapa dugaan dan keterangan saksi mata memperkuat keyakinan ini. Salah satunya mengklaim bahwa Wehrmacht menemukan banyak gudang, lapangan udara darurat, tank, dan bahkan pasukan Soviet di udara. Jika benar, jumlah ini pasti berlebihan untuk situasi defensif, dan sulit untuk menyangkal bahwa Stalin tidak mengetahui rencana Jerman sebelumnya.
Meskipun invasi Soviet yang direncanakan ke Eropa bukanlah hal baru, karya Rezun tersebut memberinya banyak pengikut dan sejumlah besar kritik. Sebagai sejarawan, ia telah menunjukkan banyak kesalahan dan ketidakakuratan dalam karyanya, namun teorinya yang kontroversial tetap populer di kalangan tertentu di Rusia dan Jerman.