Ilustrasi salam tiga jari. (unsplash.com/@enchaxcreative)
Dalam kasus Myanmar, salam tiga jari secara luas digunakan untuk menunjukkan dukungan bagi protes pro-demokrasi. Penghormatan itu sering digunakan sebagai bentuk perlawanan di negara Asia Tenggara terhadap junta militer sejak Februari lalu.
Pengacara Pyae Lyan Aung, Shogo Watanabe, sudah mengonfirmasi keinginannya dan akan melanjutkan prosedur untuk memperbarui status Pyae Lyan Aung sebagai pengungsi di Osaka atau Tokyo. Pyan Lyan Aung menyatakan keprihatinannya atas keselamatan pemain lain dan keluarga mereka.
Pyae Lyan Aung mengatakan dia tidak akan kembali ke Myanmar sampai Aung San Suu Kyi diangkat kembali sebagai pemimpin negara itu.
Namun, dia menyebutkan bahwa jika salah satu rekan satu timnya atau anggota keluarganya dipaksa untuk menghadapi hukuman atas namanya, dia akan segera kembali untuk mengambil semua tanggung jawab, bahkan jika itu berarti penahanan. Tapi untuk saat ini, semua perhatian tertuju pada para pemain.
Jepang biasanya tidak menerima banyak permintaan suaka. Untungnya, pada bulan Mei, Departemen Kehakiman negara itu memutuskan untuk memberikan semua penduduk Myanmar di negara itu perpanjangan visa sebagai tindakan darurat karena kekerasan yang terjadi di Myanmar.