Suasana di kereta bawah tanah di Shanghai, Tiongkok, pada 16 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Setelah lockdown berlaku, otoritas kesehatan Xinjiang kembali melaporkan ada lima kasus COVID-19 dan delapan lainnya yang asimtomatik antara Kamis tengah malam hingga Jumat tengah hari. Ini membuat total infeksi COVID-19 di Xinjiang dalam satu minggu terakhir menjadi 6 kasus dan 11 tanpa gejala.
Seluruh kasus baru ini muncul dari individu-individu yang berada dalam pemantuan medis. Mengutip BBC, sampai kini, dipercaya ada setidaknya 135 orang yang dipantau oleh otoritas kesehatan setempat.
Strategi pemerintah Tiongkok ketika muncul kasus baru selalu dengan segera melakukan penutupan wilayah lokal dan melakukan tes massal. Ini terlihat di Beijing sebelumnya saat ibu kota melaporkan lonjakan kasus baru.
Namun, situasi di Xinjiang dikhawatirkan lebih sensitif mengingat sebelum pandemik COVID-19 warga lokal sudah menjadi target surveilans pemerintah. Wilayah dengan mayoritas penduduk Muslim itu tidak bisa bebas bergerak, bahkan ratusan ribu dilaporkan dipaksa masuk ke kamp detensi karena dituduh radikal.