Sejak kepergian pasukan asing secara bertahap, penduduk Afghanistan dan hampir seluruh provinsi yang tidak sepakat dengan rezim Taliban, telah mulai mempersenjatai diri. Mereka membawa senapan serbu Kalashnikov yang sudah tua, pelontar granat, pistol dan senjata lainnya. Mereka akan mempertahankan diri ketika kelompok Taliban datang dan mengambil alih distrik.
Di Firozkoh, ibukota provinsi Ghor, para perempuan penduduk setempat mulai mengangkat senjata. Mereka mempersenjatai diri dan mengatakan akan membantu pasukan militer pemerintah.
Melansir laman Tolo News, seorang warga Ghor mengatakan bahwa "mereka berdiri di samping saudara-saudara mereka dan mendukung sistem, rakyat, dan kedaulatan negara." Saat ini, banyak warga sipil yang mempersenjatai diri dan membantu pasukan pemerintah Afghanistan.
Tapi jumlah mereka sampai sejauh ini tidak jelas dan tidak diketahui dengan pasti. Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri mengatakan bahwa pasukan ini pada akhirnya akan digabungkan dengan polisi setempat, pasukan lokal, dan pasukan tentara setempat.
Meski begitu, ada beberapa kritik yang terlontar dari pejabat, mengapa para penduduk sipil berangkat perang dan berkeinginan agar perang diurusi oleh pasukan pemerintah. Namun, Atta Mohammad Noor, yang memimpin gerakan mobilisasi publik di Balkh dan telah pergi ke distrik Balkh untuk memerangi Taliban, mengatakan “kami mendengar beberapa kata dari beberapa pihak bertanya mengapa mereka pergi berperang? Mereka harus tinggal di kota dan menyerahkan perang kepada kita. Saudaraku, kamu kalah perang,” kata Noor merujuk pasukan pemerintah.