ilustrasi Vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Herka Yanis).
Sebagai tanggapan atas masalah ini, Adesina mengatakan bahwa Bank Pembangunan Afrika ingin berinvestasi dalam infrastruktur perawatan kesehatan primer, sekunder dan tersier. Mereka akan menyuntikkan 3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) ke sektor farmasi sehingga Afrika dapat memiliki vaksin dan obat-obatan untuk negara itu sendiri.
Adesina juga mengatakan bahwa pandemik COVID-19 telah membawa dampak yang sangat dramatis untuk Afrika, membuat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) turun. Sementara defisit fiskal berlipat ganda dan rasio utang terhadap PDB meningkat pada 2020.
Namun dia memperkirakan pertumbuhan akan mencapai 3,4 persen tahun ini, setelah mengalami kontraksi 2,1 persen pada 2020.
“Afrika masih memiliki fundamental yang fantastis,” katanya, merujuk pada urbanisasi yang cepat, potensi belanja konsumen yang baik, dan populasi muda yang besar.
“Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental Afrika (AFCFTA) juga terlalu besar untuk diabaikan,” lanjutnya.
Menurut Bank Dunia, AFCFTA merupakan kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia jika diukur dari jumlah negara yang berpartisipasi. Kawasan ini berusaha untuk menghubungkan lebih dari satu miliar orang di 55 negara yang memiliki PDB gabungan sebesar 2,5 triliun dolar AS.
“Saya berharap Afrika akan pulih setelah pandemi ini,” katanya. “Fundamentalnya tetap sangat kuat.”