Instagram/visit_singapore/
Seperti yang dilansir dari scmp.com, angka PDB Singapura yang dirilis pada Selasa (13/9) adalah penurunan besar pada pertumbuhan 3,8 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2019. Itu juga menjadi pertumbuhan kuartal terburuk yang dilaporkan selama tujuh tahun.
Secara year on year, ekonomi tumbuh pun hanya di angka 0,1 persen, turun dari 1,1 persen dalam tiga bulan pertama. Itu menandai tingkat pertumbuhan paling lambat sejak krisis keuangan global pada 2008. Sementara itu, sektor yang tercatat buruk ialah manufaktur di angka 3,1 persen serta perdagangan grosir dan eceran yang turun menjadi 3,2 persen.
Penurunan yang terjadi pada perekonomian Singapura tentu saja dikhawatirkan oleh negara lain. Menurut pakar ekonomi dari Compagnie Française d'Assurance pour le Commerce Extérieur (Coface) Carlos Casanova yang dikutip dari scmp.com, Singapura adalah penentu bagi perlambatan perdagangan global. Dengan perubahan yang terjadi pada prerekonomian Singapura, sangat mungkin bahwa akan ada resesi global di kuartal ketiga tahun ini.
Sian Fenner, pengamat dari Oxford Economics dalam sebuah catatan penelitian menuliskan, dengan belum terlihatnya tanda-tanda perang dagang antara AS dan Tiongkok mereda, ekspor dan berbagai hal yang berkaitan dengan perdagangan bakal mengalami resesi di kuarta III-2019.