Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Chevron (facebook.com/Chevron)
Perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Chevron (facebook.com/Chevron)

Washington, D.C, IDN Times - Kelompok pemegang saham aktivis iklim akan menargetkan perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Chevron, pada pekan depan dengan bertujuan untuk menuntut perusahaan tersebut menetapkan tahap pengurangan emisi karbon. Perusahaan tersebut juga menghadapi konsensus ilmiah dan politik. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pemungutan suara akan menjadi tahap akhir dari pemberontakan kelompok pemegang saham aktivis iklim

Ilustrasi karbon udara. (Pixabay.com/marcinjozwiak)

Dilansir dari The Guardian, kelompok pemegang saham aktivis iklim yang telah memimpin pemberontakan investor di Shell dan BP pada pekan depan akan menargetkan perusahaan Chevron dengan tuntutan untuk menetapkan pengurangan emisi karbon. Pemungutan suara akan menjadi tahap akhir dari pemberontakan pemegang saham yang dikkordinasikan oleh sebuah organisasi Belanda, Follow This, yang telah menggalang dukungan investor untuk menyerukan perusahaan minyak milik publik terbesar di dunia untuk mengurangi produksi.

Kelompok tersebut mengharapkan para investor untuk mengeluarkan resolusi pemegang saham yang menyerukan pengurangan emisi pada pertemuan tahunan perusahaan Chevron pada tanggal 26 Mei 2021 ini, sekaligus menutup tahun terobosan bagi para juru kampanye. Perusahaan minyak menghadapi konsensus ilmiah dan politik yang berkembang bahwa produksi bahan bakar fosil harus turun untuk mencegah bencana pemanasan global. Badan Energi Internasional mengatakan pada hari Selasa, 18 Mei 2021, lalu bahwa pengembangan minyak, gas, atau batu bara harus dihentikan pada tahun ini jika dunia ingin mencapai nol emisi pada tahun 2050 ini, sebuah tujuan yang diabadikan dalam Perjanjian Iklim Paris 2015 lalu.

2. Pendiri Follow Me memperkenalkan resolusi yang menyerukan pengurangan emisi sejak 2016 lalu

Ilustrasi gas karbondioksida. (pixabay.com/geralt)

Pendiri Follow This, Mark van Baal, mendirikan organisasi tersebut pada tahun 2015 lalu untuk mulai menekan perusahaan minyak dari dalam dengan mengumpulkan dukungan dari pemegang saham Shell. Selama 6 tahun terakhir, kelompok kampanye tersebut telah menjadi bagian penting dalam pertemuan tahunan perusahaan Shell serta beberapa pesaing produsen minyak terbesar, seperti BP Inggris, Equinor Norwegia, dan Total Prancis. Van Baal pertama kali menghadiri pertemuan tahunan Shell pada tahun 2015 lalu dan memperkenalkan resolusi pemegang saham pertama yang menyerukan pengurangan emisi pada tahun 2016 lalu.

Resolusi itu hanya memperoleh suara sebesar 2,8 persen, tetapi sejak saat itu dukungan telah melonjak dan sebuah resolusi terbaru dalam proses pemungutan suara pada pertemuan tahunan Shell pada hari Selasa, 18 Mei 2021, lalu memperoleh 30 persen suara. Perolehan tersebut merupakan pemberontakan signifikan terhadap perusahaan minyak oleh investor besar. Di Amerika Serikat, organisasi Follow This menyerukan target pengurangan emisi mendapatkan persetujuan mayoritas di produsen minyak besar ConocoPhillips dan Phillips 66 serta upaya Chevron untuk menghentikan resolusi tersebut digagalkan oleh regulator Amerika Serikat.

3. Sebelumnya, AS bergabung kembali ke Perjanjian Iklim Paris pada pertengahan Februari 2021 lalu

Presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden melambaikan tangan kepada wartawan sebelum masuk ke pesawat kampanye menjelang perjalanan menuju North Carolina, di Bandara Newscastle di Newcastle, Delaware, Amerika Serikat, Minggu (18/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner)

Pada bulan Februari 2021 lalu, pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden memutuskan untuk kembali bergabung dengan Perjanjian Iklim Paris. Seperti yang diketahui, Amerika Serikat merupakan negara yang secara historis melepaskan lebih banyak gas rumah kaca ke atmosfer dibandingkan negara lain. Pada tahun 2017 lalu, Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, memutuskan untuk mengambil langkah hengkang dari perjanjian tersebut dengan mengatakan pada saat itu membiarkan negara-negara seperti India dan Tiongkok menggunakan bahan bakar fosil sementara Amerika Serikat harus mengekang karbonnya yang dianggap tidak adil.

Biden sendiri sebelumnya telah mengungkapkan janjinya mengembalikan Amerika Serikat ke Perjanjian Iklim Paris dan menjadikan perang perubahan iklim sebagai prioritas utama dalam pemerintahannya. Utusan khusus untuk perubahan iklim Amerika Serikat, John Kerry, mengatakan Biden telah memulihkan kredibilitas dan komitmen Amerika Serikat dan dunia akan meningkatkan ambisi dalam mengatasi pemanasan global.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team