Jenderal McKanzie melakukan jumpa pers via daring, Jumat (17/9/2021). (dok.US Dept of Defense/News)
Melansir dari video yang ditayangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika, Jumat (17/9/2021), Jenderal McKenzie memaparkan alasan dan kronologi kejadian. Penyerangan ini dimulai dari adanya pelaporan intelijen militer Amerika. Mereka mengindikasikan adanya tempat kumpul yang lokasinya 6 km dari bandara yang dipakai oleh ISIS-K (ISIS cabang Khorasan) untuk merencanakan serangan yang serupa dengan serangan yang menewaskan 13 orang Amerika dan lebih dari 100 warga Afghanistan.
Karena indikasi tersebut, Amerika mulai mengawasi pergerakan di titik kumpul tersebut dengan menggunakan 6 drone MQ-9. Pada pagi hari Minggu 29 Agustus, McKenzie mengatakan bahwa drone pengawas menjumpai adanya mobil putih tiba di tempat kumpul. Setelah itu mereka mulai mengikuti mobil putih tersebut.
Menjelang sore mobil putih sudah sampai 3 km dekat kawasan bandara Hamid Karzai International Airport (HKIA), dan menurunkan satu penumpang terakhir. Di tempat titik kumpul terlihat ada satu orang laki-laki yang menghampiri mobil putih tersebut. Menurut pengakuan Jenderal McKenzei orang tersebut dilaporkan adalah seorang kawanan konspirator. Saat mobilnya berhenti dan diam, eksekusi drone Amerika dimulai.
"Kita sudah mengawasi kendaraan tersebut (mobil putih) selama hampir 8 jam. Saat berada di tempat kumpul, kendaran dijumpai ada seseorang laki-laki dewasa mendekatinya dan dilaporkan ia adalah kawanan konspirator. Serangan dilaksanan pada waktu itu karena mobil dalam keadaan diam dan untuk memperkecil adanya jatuh korban jiwa dari warga," papar Jenderal McKenzei.
Jenderal McKenzei mengaku bahwa misil diluncurkan tepat pada pukul 16.53 sore. Misil diledakkan ketika di dalam mobil untuk memperkecil jumlah korban warga yang akan terjadi. Indikasi yang dilakukan pertama kali dengan niat untuk mencegah serangan yang terjada pasukan Amerika dan warga Afghanistan menuai hasil yang salah dan gagal. Oleh karena itu Jenderal McKenzei mengaku salah dan meminta maaf.
"Itu adalah sebuah kesalahan, dan saya menawarkan permintaan maaf," kata dia, "Sebagai komandan penyerangan, saya sepenuhnya bertanggung jawab atas penyerangan dan hasil yang tragis," pungkas McKenzei.