Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Al-Majd Europe, Organisasi Misterius Pembawa Warga Gaza ke Afsel
ilustrasi misterius (Foto: Freepik)

Intinya sih...

  • Al-Majd Europe memindahkan warga Gaza dengan biaya besar dan proses yang tidak transparan

  • Struktur organisasi misterius tanpa kantor jelas dan rekam jejak yang baru dibuat tahun ini

  • Kebijakan Israel mendukung keberangkatan sukarela warga Gaza, namun hubungan Al-Majd Europe dengan pihak Israel masih belum jelas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Kedatangan 153 warga Palestina dari Gaza dengan pesawat carteran di Johannesburg membuat pemerintah Afrika Selatan terkejut. Banyak dari penumpang tersebut tidak memiliki dokumen perjalanan yang dibutuhkan. Setelah 12 jam tertahan, mereka akhirnya diizinkan turun dan menerima bantuan dari organisasi lokal.

Melansir Al Jazeera, belakangan diketahui perjalanan itu dikoordinasikan oleh organisasi misterius bernama Al-Majd Europe, yang disebut aktivis Israel sebagai pihak yang memajukan pembersihan etnis Gaza. Kelompok tersebut menagih biaya besar kepada warga Gaza untuk evakuasi dari zona konflik, meski proses dan identitas organisasinya tidak transparan.

Siapakah sebenarnya Al-Majd Europe? Mari kita simak penjelasannya!

1. Cara kerja Al-Majd Europe dalam memindahkan warga Gaza

ilustrasi imigrasi (unsplash.com/Tomek Baginski)

Seorang warga Palestina yang berbicara kepada Al Jazeera menjelaskan, proses keberangkatan diatur secara ketat. Ia menyebut, ada koordinasi kuat antara Al-Majd Europe dan militer Israel. Para penumpang diperiksa barang bawaannya sebelum diangkut melalui perlintasan Karem Abu Salem menuju Israel selatan lalu diterbangkan dari Bandara Ramon.

Menurut kesaksiannya, militer Israel tidak memberi cap paspor karena tidak mengakui negara Palestina, dan para penumpang diterbangkan menggunakan pesawat Rumania ke Kenya sebelum dipindahkan lagi ke negara tujuan akhir yang dirahasiakan.

Warga Gaza yang mendaftar diminta membayar antara 1.500–5.000 dolar AS per orang, sementara beberapa membayar hingga 6.000 dolar AS untuk beberapa anggota keluarga. Pembayaran dilakukan bukan ke rekening lembaga, tetapi ke rekening pribadi, menambah kecurigaan bahwa operasi ini tidak resmi dan berpotensi dieksploitasi.

2. Struktur misterius dan rekam jejak Al-Majd Europe

ilustrasi misterius (https://unsplash.com/@zayyerrn)

Meski mengklaim berdiri sejak 2010 di Jerman, situs Al-Majd Europe ternyata baru dibuat tahun ini, tanpa kantor jelas dan hanya menampilkan gambar AI dari eksekutifnya. Lokasi yang tertera berada di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, wilayah yang diduduki Israel. Tidak satu pun kontak yang tercantum bisa diverifikasi.

Kelompok ini disebut mengoperasikan jaringan dari dalam Gaza, Israel, hingga negara transit seperti Kenya. Beberapa warga Palestina menyebut pendaftaran diawali secara daring lalu disaring, namun proses pemilihan peserta tampak tidak konsisten dan tidak transparan.

Kesaksian warga lain bernama Omar memperlihatkan Al-Majd Europe mengenakan uang muka 2.500 dolar AS per orang. Namun permohonan Omar akhirnya ditolak dengan alasan mereka tidak menerima pelancong solo. Situasi kacau, biaya tinggi, dan tanpa jaminan menunjukkan tingginya risiko penipuan maupun eksploitasi di balik operasi ini.

3. Kebijakan Israel dan dorongan keberangkatan sukarela

Militer Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Banyak warga Gaza mulai mempertimbangkan skema seperti Al-Majd Europe akibat kondisi hidup yang memburuk setelah serangan bertubi-tubi selama dua tahun. Sistem pendidikan runtuh, infrastruktur hancur, dan masa depan terasa semakin gelap. Beberapa warga akhirnya melihat jalan keluar ini sebagai satu-satunya pilihan.

Militer Israel mengonfirmasi mereka memang memfasilitasi pemindahan warga Palestina keluar Gaza sebagai bagian dari kebijakan “keberangkatan sukarela” yang didukung Israel dan Amerika Serikat (AS). Pada Maret lalu, Israel membentuk unit khusus untuk memperluas kebijakan tersebut setelah mendapat persetujuan kabinet Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

Namun hingga kini, siapa yang benar-benar mengendalikan Al-Majd Europe dan bagaimana hubungan lembaga itu dengan pihak Israel masih menjadi tanda tanya besar.

Editorial Team