Ilustrasi personel militer. (Pexels.com/Pixabay)
Tahun lalu, Presiden Hassan Sheikh Mohamud telah melancarkan perang habis-habisan terhadap para militan dengan dibantu milisi pro-pemerintah.
Dalam beberapa bulan terakhir, tentara dan milisi yang dikenal sebagai Macawisley telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang bermasalah dalam operasi gabungan dengan ATMIS dan Amerika Serikat (AS).
Komando Afrika AS pada 25 Mei telah melakukan serangan pada akhir pekan sebelumnya di Jilib, bagian selatan Somalia, dan penilaian awal menunjukkan tidak ada warga sipil yang terluka.
Terlepas dari kemajuan pasukan pro-pemerintah, para militan juga terus menyerang dengan kekuatan mematikan terhadap sasaran sipil dan militer.
Dalam serangan Al-Shabaab yang paling mematikan sejak pemerintah melancarkan perang terhadap militan, 121 orang tewas pada Oktober dalam dua ledakan bom mobil di Kementerian Pendidikan di Mogadishu.
Dalam sebuah laporan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Februari, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan tahun paling mematikan bagi warga sipil di Somalia sejak 2017, sebagian besar akibat serangan Al-Shabaab.