Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, angkat bicara terkait keputusannya meninggalkan negeri saat Taliban mengambil alih ibu kota Kabul pada pertengahan Agustus 2021.
Menurut Ghani, meninggalkan Afghanistan adalah keputusan tersulit yang pernah dia buat. Namun, dia mengklaim melakukan hal itu demi mencegah kehancuran Kabul.
Ghani juga mengaku, beberapa jam sebelum menaiki helikopter dan pergi ke luar negeri, dia tidak tahu bila itu akan menjadi hari terakhirnya di Afghanistan. Ghani sebenarnya bisa saja mempertahankan negara dengan mengerahkan aparat, tapi dia menghindari hal itu supaya tidak ada pertumpahan darah.
"Dua faksi Taliban yang berbeda mendekat dari dua arah yang berbeda. Kemungkinan konflik besar di antara mereka yang akan menghancurkan kota berpenduduk 5 juta dan membawa malapetaka bagi rakyat sangat mungkin terjadi,” kata Ghani dalam wawancara perdananya sejak kejatuhan Afghanistan kepada BBC.