Moskow, IDN Times - Salah satu lawan politik domestik terkuat Vladimir Putin, yakni Alexei Navalny, mengumumkan pada hari Jumat (23/4) bahwa ia akan mengakhiri aksi mogok makan yang telah ia lakukan selama lebih dari 20 hari. Keputusan itu ia lakukan setelah dokter yang dekat dengannya menjelaskan bahwa dirinya bisa mati.
Navalny dipenjara ketika ia pulang ke Rusia setelah melakukan pengobatan dari Jerman karena racun syaraf Novichok. Dia dalam penjara, ia mengeluhkan nyeri akut pada punggung dan kakinya.
Navalny meminta akses ke dokter independen, tapi hanya diperiksa oleh perawat rumah sakit penjara. Karena tidak mendapatkan akses medis dari orang yang tepat dan independen itu, Navalny kemudian memutuskan untuk melakukan aksi mogok makan sejak tanggal 31 Maret lalu.