Menanggapi keputusan mendadak yang diutarakan oleh Amerika Serikat atas pengakuan Sahara Barat sebagai teritori Maroko. Aljazair melalui Perdana Menterinya, Abdelaziz Djerad pada hari Sabtu (12/12) langsung mengungkapkan penolakan atas keputusan Presiden Donald Trump tersebut.
Melansir dari France24, PM Aljazair, Abdelaziz Djerad juga mengatakan, "Terdapat manuver dari luar negeri yang mencoba untuk menggoyahkan Aljazair. Sekarang akan ada keinginan dari Zionis untuk mendekatkan diri di perbatasan kita. Kami sekarang sedang menyaksikan di perbatasan kita peperangan dan ketidakstabilan sekeliling Aljazair"
Di sisi lain, pihak Polisario juga menentang ucapan dari Presiden Trump dan mengatakan apabila akan terus berjuang hingga pasukan Maroko keluar dari wilayah Sahara Barat. Sesuai dengan perjanjian perdamaian kedua pihak pada tahun 1991 menjadikan Republik Demokratik Arab Sahrawi hanya mengontrol 20 persen wilayah Sahara Barat, dikutip dari The Times of Israel.