Perbatasan El Guergarate di Sahara Barat. twitter.com/moroccoinaussie/
Sejak akhir tahun lalu, hubungan diplomatik antara Aljazair dan Maroko terus memanas lantaran kembali pecahnya konflik di Sahara Barat antara Maroko dan Polisario. Padahal kedua belah pihak sudah mencapai kesepakatan damai sejak 29 tahun lalu, tepat pada 6 September 1991.
Kelompok Polisario kembali melakukan protes demi kemerdekaan Republik Demokratik Arab Sahrawi dan menuding Maroko melakukan provokasi. Sementara itu, Maroko terus mengklaim bahwa teritori bekas koloni Spanyol tersebut sebagai wilayahnya.
Bahkan Aljazair juga sudah membantu pemimpin Polisario, Brahim Ghali untuk mendapatkan perawatan COVID-19 di Spanyol dengan menggunakan identitas palsu. Penerimaan Ghali juga menyebabkan hubungan Maroko dan Spanyol ikut bergejolak lantaran Spanyol dituding mendukung Polisario.
Bahkan sejak tahun 1990an, perbatasan darat antara Aljazair-Maroko sudah ditutup terkait dengan masalah keamanan, perselisihan antara Aljir dan Rabat yang semakin intens akibat konflik yang terus memanas, dilaporkan dari Reuters.