Alkitab Shem Tov, Soria (Kastil), 1312, mahakarya dari Zaman Keemasan Spanyol (dok. Sotheby's/Ardon Bar-Hama)
Meskipun Alkitab ini langka, memiliki makna mistis, serta nilai sejarah, artistik, dan finansial yang besar, Liberman Mintz paling terkesan oleh perjalanannya dan fakta bahwa ia masih bertahan.
Setelah menyelesaikan karyanya yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan pada tahun 1312, Ibn Gaon merasa bahwa apa yang disebut oleh ahli Sotheby sebagai "Alkitab untuk segala zaman" harus dibawa ke Tanah Suci, meskipun, seperti kata Liberman Mintz: "Itu bukanlah perjalanan yang mudah dilakukan pada waktu itu."
Dan, meskipun sang rabbi meninggal sekitar tahun 1330 di kota Safed di Galilea, perjalanan karya ciptaannya baru saja dimulai.
Liberman Mintz berpendapat bahwa perjalanan tersebut sangat menarik karena tokoh utama berhasil keluar dari Spanyol pada tahun 1315, sehingga lolos dari kerusuhan dan pembantaian tahun 1391 serta pengusiran orang Yahudi pada tahun 1492 yang menyebabkan banyak buku, termasuk kodeks Hilleli, hilang.
Ia melanjutkan bahwa tokoh tersebut kemudian sampai di Israel, yang saat itu sedang diinvasi oleh para penjelajah salib, namun berhasil lolos. Setelah itu, ia pergi ke Baghdad yang sedang mengalami berbagai gejolak, lalu ke Tripoli. Menariknya, tokoh tersebut juga berhasil selamat dari Perang Dunia Kedua, baik saat berada di London maupun di Letchworth. Mintz menyimpulkan bahwa tokoh utama memiliki perjalanan hidup yang penuh dengan keajaiban dan keberuntungan, dilansir The Guardian.