Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Aaron Burden)
potret bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Aaron Burden)

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) telah menargetkan empat putra gembong narkoba terkenal Meksiko El Chapo – yang dikenal sebagai “Chapitos”. AS juga menargetkan individu yang terkait dengan perusahaan kimia China dalam aksi pemberantasan fentanil.

Pada Jumat (14/4/2023) waktu setempat, Jaksa Agung AS Merrick Garland menargetkan perusahaan narkoba yang dijalankan oleh Kartel Sinaloa Meksiko. Para pejabat tersebut mengatakan kartel Sinaloa telah dipimpin dalam beberapa tahun terakhir oleh Ivan Guzman Salazar (40), Alfredo Guzman Salazar (37), Joaquin Guzman Lopez (36), dan Ovidio Guzman Lopez (33)

1. Ketiga anak El Chapo yang masuk dalam daftar masih buron

Keempatnya didakwa bersama dengan 24 orang lainnya terkait perdagangan fentanil, senjata dan uang, di antara beberapa dakwaan lainnya. Dakwaan mereka diajukan dalam tiga yurisdiksi federal yang terpisah: Distrik Selatan New York, Distrik Utara Illinois, dan Distrik Columbia.

Kartel Sinaloa Meksiko dianggap sebagai, "operasi perdagangan fentanil terbesar, paling kejam, dan paling produktif di dunia", menurut Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco, dilansir Al Jazeera.

Dia mengatakan dakwaan tersebut menargetkan setiap elemen jaringan perdagangan manusia Kartel Sinaloa, sebagai bagian dari apa yang disebutnya "kampanye tanpa henti untuk mengganggu produksi, distribusi, perdagangan fentanil".

Tiga dari mereka yang bernama Ivan, Alfredo, dan Joaquin, masih buron. Sementara itu, Ovidio ditangkap oleh otoritas Meksiko pada Januari 2023 lalu. Dia tetap dalam tahanan sambil menunggu ekstradisinya ke AS.

2. Anak-anak Chapo mendapatkan lima dakwaan yang berbeda

twitter.com/abcactionnews

Jaksa Agung Garland mengatakan para terdakwa yang disebutkan dalam lima dakwaan terpisah. Mereka masuk dalam dakwaan terhadap pemasok di China yang menjual apa yang disebut bahan kimia prekursor yang digunakan dalam pembuatan fentanil. 

Mereka juga masuk dalam dakwaan seorang broker yang berbasis di Guatemala yang membeli bahan kimia atas nama Chapitos dan operator laboratorium fentanil klandestin di Meksiko. Dan yang terakhir, mereka juga masuk dalam dakwaan pemasok senjata yang memberi kartel senjata yang diselundupkan ke Meksiko dari Amerika Serikat.

Bisnis fentanil menghasilkan jutaan dolar bagi kartel sementara menyebabkan sebanyak 200 kematian di Amerika Serikat setiap hari. “Departemen Kehakiman menyerang setiap aspek operasi kartel,” kata Garland, dilansir The New York Times

3. Kekejaman grup Chapitos

Fentanil saat ini menjadi penyebab utama kematian bagi orang Amerika berusia 18 hingga 49 tahun, menurut pemerintah AS. Obat tersebut telah memicu epidemi opioid, dengan overdosis fatal meningkat sekitar 94 persen antara 2019 dan 2021.

Pejabat US Drug Enforcement Agency Administrator, Anne Milgram, menggambarkan kampanye brutal oleh Chapitos untuk meningkatkan bisnis dan "membuat orang Amerika terpikat". Grup Chapitos menambahkan obat tersebut ke kokain, heroin, atau metamfetamin ilegal, atau dengan menyamarkannya sebagai pil yang mirip dengan obat resep.

“Untuk mendominasi rantai pasokan fentanil, Chapitos membunuh, menculik, dan menyiksa siapa saja yang menghalangi jalannya,” kata Milgram dilansir Al Jazeera. “Di Meksiko, mereka menjadikan musuh mereka jadi makananhidup-hidup untuk harimau, menyetrum mereka, menyiram mereka, dan menembak mereka dari jarak dekat dengan senapan mesin kaliber 50," tambahnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team