Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Yoda Adaman)
ilustrasi (Unsplash.com/Yoda Adaman)

Jakarta, IDN Times - Gelombang panas yang menyapu banyak negara tak luput menghantam China. Untuk pertama kalinya, otoritas China mengeluarkan peringatan kekeringan nasional tahun ini pada Kamis (18/8/2022).

Pemerintah Beijing mengeluarkan siaga kuning, setelah daerah-daerah di barat daya dan di delta sungai Yangtze hingga Sanghai mengalami panas ekstrem berminggu-minggu. Peringatan diperlukan untuk memerangi kebakaran hutan dan meluncurkan tim spesialis melindungi tanaman dari suhu panas.

1. Danau menyusut dan puluhan sungai mengering

ilustrasi (Unsplash.com/Akash Rai)

Gelombang panas ekstrem yang diyakini disebabkan oleh perubahan iklim berdampak langsung pada menyusutnya danau Poyang di Jiangxi, China tengah. Volume air turun menjadi hanya seperempat dari ukuran normal.

Melansir Reuters, sebanyak 66 sungai di 34 wilayah barat daya Chongqing telah mengering. Curah hujan menurun 60 persen dibanding kebiasaan musiman, sehingga beberapa distrik sangat kekurangan kelembaban.

Distrik Beibei yang ada di utara Chongqing mengalami kenaikan suhu mencapai 45 derajat celcius. Chongqing sendiri menyumbang enam dari 10 lokasi terpanas di China pada Jumat pagi. Di Shanghai, suhu telah mengalami kenaikan hingga mencapai 37 derajat celcius.

2. Pabrik tutup dan pertanian gagal panen

Kekeringan yang melanda wilayah tengah dan barat daya China telah membuat beberapa pabrik harus tutup karena kekurangan pasokan listrik. Sumber daya listrik yang menggunakan tenaga air kesulitan memproduksi setrum karena kekeringan kian parah.

Dikutip dari Al Jazeera, perusahaan-perusahaan di provinsi Sichuan, salah satu pusat pembuat panel surya, bahan konstruksi dan pupuk, telah menutup atau mengurangi produksi karena penjatahan listrik.

Tindakan darurat telah diumumkan oleh pemerintah daerah untuk memberi kepastian pasokan air minum tetap mencukupi. Truk pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk membawa air ke desa di dekat Chongqing.

Di sektor pertanian, ratusan ribu hektar tanaman di China tengah dan utara mengalami layu karena kekurangan air dan dampak suhu yang tinggi. Beberapa daerah bahkan menyatakan musim tanam kali ini mengalami kegagalan panen.

3. Upaya modifikasi cuaca di sungai Yangtze

ilustrasi (Unsplash.com/NOAA)

Aliran sungai Yangtze yang sangat penting untuk berbagai industri seperti pertanian atau peternakan, di beberapa titik telah mengalami kekeringan. Pemerintah China akhirnya meluncurkan program modifikasi cuaca untuk memicu agar turun hujan.

Melansir CNN, Kementerian Sumber Daya Air China mengeluarkan pemberitahuan bahwa kekeringan hampir terjadi di seluruh lembah Yangtze, sehingga memengaruhi air minum masyarakat, ternak dan tanaman.

Di Hubei, China tengah, pihak berwenang telah meluncurkan program modifikasi cuaca untuk memicu awan menghasilkan lebih banyak hujan. Sejak Juni, sekitar 4,2 juta orang di Hubei terkena dampak kekeringan parah.

Lebih dari 150 ribu orang mengalami kesulitan akses air minum dan hampir 400 ribu hektar tanaman rusak karena kekeringan. Sebanyak 300 juta yuan atau Rp654,3 miliar digelontorkan Kementerian Keuangan untuk bantuan bencana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team