Cerita WNI Puasa di London: Rindu Takjil ala Indonesia
Kalau cerita kamu apa nih?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Berpuasa di belahan dunia lain selalu menjadi cerita tersendiri bagi para Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang tinggal jauh dari tanah air.
Kali ini, Yunia Harsari, seorang pelajar asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan master di Universitas Goldsmith, London, membagikan pengalamannya pertama kali berpuasa di Inggris.
Untuk saat ini, Ayu, sapaan akrabnya, harus menjalani puasa selama 14,5 jam. Tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Hanya saja, rentang waktu ini nantinya bakal berubah.
“Makin mendekati Lebaran sepertinya bakal lebih panjang. Subuh jam 04.00 dan buka puasa jam 20.00 malam. Kalau sekarang, subuh jam 05.00 dan buka puasanya jam 19.30 malam,” kata Ayu, kepada IDN Times, Kamis (30/3/2023).
Baca Juga: Lansia di Inggris Dibakar Usai Pulang dari Masjid
1. Susah cari takjil ala Indonesia
Ayu menceritakan bahwa perbedaan mencolok berpuasa di Indonesia dan di luar negeri adalah kepuasan mencari takjil untuk berbuka puasa.
“Susah cari takjil gitu, harus masak sendiri. Biasanya kalau di Indonesia kan tinggal keliling aja gitu, sekarang harus sibuk di dapur,” ujarnya.
Ia menambhahkan bahwa sebenarnya masjid-masjid di London saat ini kerap menyediakan takjil untuk para umat Muslim seperti air mineral dan kurma. Sayang, jarak masjid-masjid ini jauh dari tempatnya tinggal.
“Cuma saya tinggalnya agak jauh dari masjid, jadi ya harus bikin sendiri. Suara bedug juga gak ada ada jadi manual saya cek jam terus,” ucap Ayu, yang tinggal di Greenwich.
Baca Juga: Lampion Ramadan Menyala di London untuk Pertama Kalinya!