Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang anak yang mengungsi dari provinsi bagian selatan, yang meninggalkan rumah akibat peperangan antara Taliban dengan aparat keamanan Afghanistan, tidur di taman umum yang digunakan sebagai penampungan di Kabul, Afghanistan, Selasa (10/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC.

Jakarta, IDN Times – Kondisi ekonomi yang memburuk di Afghanistan telah menimbulkan dampak menghancurkan bagi banyak orang, khususnya dalam bidang kesehatan. Anak-anak di negara itu kini menghadapi kekurangan gizi yang parah, bahkan lebih parah dari tahun lalu sebelum negara itu diambilalih Taliban.

BBC melaporkan pada Rabu (15/12/2021) bahwa rumah sakit di provinsi tengah Ghor yang terpencil telah didatangi ibu-ibu bersama bayi mereka, berharap dapat menerima paket nutrisi.

Seorang pekerja rumah sakit itu mengatakan, kondisi ini telah berlangsung setiap hari.

“Seperti ini setiap hari,” katanya. “Sudah seperti ini selama empat atau lima bulan terakhiir. Tahun lalu juga buruk, tapi tidak seperti ini.”

1. Banyak bantuan dihentikan

Pengungsi anak-anak menunggu penerbangan berikutnya setelah didaftarkan di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Kamis (19/8/2021). Gambar diambil 19 Agustus 2021 (ANTARA FOTO/1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)

Kondisi ini salah satunya disebabkan ditariknya bantuan atau dukungan internasional di negara itu setelah Taliban mengambilalih pemerintahan pada Agustus lalu. Padahal, dukungan internasional sangat penting bagi warga Afghanistan.

Alasan lainnya yang memperburuk keadaan, yakni karena cadangan devisa negara itu, yang berjumlah sekitar 10 miliar dolar Amerika serikat (AS) atau Rp140 triliun telah dibekukan, utamanya oleh Amerika Serikat.

Negara ini juga tengah menghadapi lonjakan pengangguran dan kenaikan harga pangan di saat nilai mata uangnya anjlok. Saat ini, bank-bank di negara itu juga telah menetapkan batas penarikan uang tunai.

2. Kehidupan sulit

Editorial Team

Tonton lebih seru di