Ilustrasi Detonator Bom (IDN Times/Mardya Shakti)
Melansir dari Reuters, ancaman Roseberry dilakukan dengan memberitahu petugas bahwa dia membawa bom sambil memegang barang yang mirip detonator bom. Kepolisian mencoba menghentikan aksi itu dengan melakukan negosiasi agar tidak terjadi hal berbahaya. Negosiasi berlangsung selama beberapa jam sebelum akhirnya Roseberry keluar dari mobil dan menyerah.
Setelah berhasil diamankan polisi memeriksa kendaraannya, tidak menemukan bom seperti yang dikatakan pengancam, tapi menemukan bahan yang dicurigai bisa digunakan untuk membuat bom. Kepolisian meyakini bahwa tindakan itu dilakukan sendirian, tapi belum mengetahui rincian motif tindakan tersebut. Polisi juga telah memeriksa rumah Roseberry di North Carolina.
Saat melakukan negosiasi Roseberry melakukan siaran langsung melalui Facebook menyampaikan permusuhan terhadap Presiden Joe Biden dan mengeluh mengenai sikap pemerintah, meminta semua anggota demokrat mundur. Dia mengatakan akan melakukan "revolusi" dan siap mati dalam aksi ini. Profil Facebook Roseberry telah dihapus oleh media sosial itu.
Berdasarkan informasi dari putra Roseberry, bahwa ayahnya tidak puas dengan hasil pemilu 2020 dan mengatakan ingin melakukan perubahan. Putra Roseberry memberitahu bahwa neneknya belum lama meninggal, yang mungkin memicu rasa frustasinya. Informasi dari mantan istrinya, Crystal, diketahui bahwa Roseberry memiliki skizofrenia dan pernah mengancam Crystal dengan senjata api.