Mizoram, IDN Times - Sejak kudeta militer meletus di Myanmar pada 1 Februari, suasana di negara tersebut semakin tegang. Massa pendukung negara demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi yang melakukan protes di jalanan, mendapatkan tindakan keras dari pasukan keamanan.
Sejauh ini, telah tercatat 180 orang yang meninggal. Namun salah satu organisasi hak asasi manusia di Myanmar melaporkan bahwa korban meninggal telah mencapai lebih dari 200 orang. Angka-angka tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
Mereka yang meninggal di jalanan di kota-kota Myanmar banyak yang terkena peluru aparat keamanan. Polisi dan militer tak hanya menggunakan gas air mata dan pelur karet, tetapi juga menggunakan peluru tajam untuk mengatasi demonstran.
Akan tetapi banyak pula di antara petugas yang menolak perintah untuk menembak demonstran. Mereka akhirnya melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke negara bagian Mizoram, India, yang berbatasan langsung dengan Myanmar.