Tentara El Salvador yang menggeledah tas anak sekolah di San Salvador. (twitter.com/AlfonsoFajardoC)
Pemerintah El Salvador pada Senin sudah mengumumkan penangkapan lebih dari 1.400 terduga anggota geng kriminal. Hal ini setelah diberlakukan kedaan darurat militer, sehingga aparat kepolisian dan militer mendirikan beberapa pos pengecekan di seluruh penjuru negeri.
Seorang peneliti dari International Crisis Group, Tiziano Breda, menyebut ini salah satu respons buruk yang dilakukan pemerintahan Bukele. Pasalnya, penangkapan ini akan meningkatkan jumlah orang yang hilang dalam beberapa hari ke depan.
Bahkan menurut berita lokal, aparat penegak hukum menahan semua orang yang tidak membawa surat keterangan khusus dan identitas sekolah. Hal ini membuktikan bahwa orang yang ditangkap bisa saja sedang pergi untuk bekerja ataupun sekolah.
Seorang jaksa khusus HAM, Eduardo Escobar, menyebut bahwa seseorang dapat ditahan hingga 15 hari tanpa mengetahui alasan yang jelas.
"Aparat berwajib dapat membuka email, ponsel, dan mengakses semua informasi pribadi tanpa adanya jaminan tidak digunakan untuk maksud yang lain," ungkap Escobar.
Di sisi lain, Breda juga menyebut jika ancaman Bukele bisa jadi merupakan sebuah pesan rahasia dari melonjaknya kasus pembunuhan ini.
"Geng kriminal sudah belajar bagaimana cara untuk memanipulasi tingkat kematian agar mampu berkuasa lebih terkait negosiasi dengan pemerintah. Mereka mengirimkan pesan untuk Bukele bahwa ia tidak dapat mengontrol tingkat kematian di El Salvador," tambahnya.