Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Wakil Menteri Kesehatan Iran, Iraj Harirchi <sebelah kiri>) www.theaustralian.com.au

Jakarta, IDN Times - Virus corona baru atau COVID-19 sudah menelan sudah 26 nyawa di Iran. Ini merupakan kasus kematian terbanyak akibat virus corona, di luar Tiongkok. Total, ada 245 orang yang terinfeksi virus yang belum ada penangkalnya itu, termasuk beberapa pejabat senior Iran.

Dengan banyaknya korban jiwa itu, pihak berwenang Iran membatalkan salat Jumat di negara itu. TV milik pemerintah Iran melaporkan, pembatalan salat Jumat berlaku di 23 ibu kota provinsi di Iran, termasuk di Teheran dan kota-kota suci Muslim Syiah, Qom dan Mashhad juga daerah lain yang terinfeksi. 

Tingkat kematian akibat COVID-19 di Iran mencapai sekitar 10 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tempat lain yang hanya sekitar 3 persen. Iran mengumumkan kasus pertamanya pada 19 Februari lalu.

1. Pemerintah Iran membatasi akses ke tempat-tempat suci

Ilustrasi salat tarawih. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)

Seperti yang dilansir dari Reuters, Iran telah memberlakukan beberapa pembatasan akses ke tempat-tempat suci di Qom dan Mashhad. Pemerintah telah melarang pengunjung situs-situs suci untuk melakukan pertemuan. Pemerintah hanya mengizinkan pengunjung untuk berdoa lalu meninggalkan tempat tersebut.

"Karena ada 26 orang tewas dan 106 kasus virus corona yang terkonfirmasi, saya menyarankan Iran untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu," ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianush Jahanpur.

Selain membatasi akses ke tempat-tempat suci, pemerintah Iran juga melarang warga Tiongkok masuk ke Iran.

2. Pemerintah juga menutup sementara fasilitas publik akibat cepatnya penyebaran COVID-19

(Ilustrasi warga di Iran beraktivitas di tengah ancaman wabah virus corona) EPA

Sebelumnya, pemerintah Iran telah menutup fasilitas publik seperti universitas dan bioskop. Dengan semakin banyaknya kasus COVID-19, pemerintah mengambil keputusan untuk memperpanjang penutupan fasilitas publik tersebut. Selain itu, pemerintah juga melarang acara budaya, olahraga, maupun konferensi yang akan digelar sepekan ke depan.

"Sebenarnya, pemerintah tidak berencana untuk melakukan karantina setiap kota atau distrik, tapi pemerintah harus segera mengambil tindakan," kata Presiden Iran, Hassan Rouhani pada (26/2).

3. Pemerintah Iran akan menambah alat pendeteksi COVID-19 untuk minimalisasi penyebaran

Arcgis Maps

Kepala program kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan mengatakan bahwa faktor yang mengakibatkan meluasnya COVID-19 ke Iran adalah karena virus tersebut tidak terlihat dan tidak terdeteksi.

"Saya tidak menduga itu ada hubungannya dengan perawatan klinis, dan lebih berkaitan dengan pengawasan," imbuhnya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran menyebutkan bahwa saat ini sekitar 20.000 alat uji COVID-19 akan didatangkan dari Tiongkok dengan penerbangan Mahan Air Iran pada (28/2).

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Editorial Team