Sektor infrastruktur dan real estat menjadi prioritas utama dengan alokasi dana sebesar 2,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp47 triliun. Rencana ini mencakup pembangunan tiga pabrik semen baru untuk mendukung kebutuhan material proyek rekonstruksi Suriah, dilansir dari The New Arab.
Sektor telekomunikasi Suriah juga mendapatkan alokasi dana yang besar, yaitu 1,07 miliar dolar AS atau sekitar Rp17,4 triliun. Beberapa perusahaan terkemuka Saudi, seperti Saudi Telecom Co. (STC) dan GO Telecom, akan terlibat langsung dalam proyek digital negara tersebut.
Kerja sama juga terjalin di bidang keamanan siber melalui nota kesepahaman dengan firma digital Elm dan perusahaan Cipher. Selain itu, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di sektor pertanian melalui pengembangan beberapa proyek percontohan.
Di sektor keuangan, Saudi Tadawul Group dan Bursa Efek Damaskus sepakat untuk memperkuat hubungan. Sebelumnya, Arab Saudi bersama Qatar juga telah membantu melunasi utang Suriah kepada Bank Dunia senilai 15 juta dolar AS atau sekitar Rp244 miliar.
Pelunasan utang tersebut membuat Suriah kembali memenuhi syarat untuk mengakses pinjaman baru dari Bank Dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa total biaya untuk membangun kembali Suriah dapat mencapai 400 miliar dolar AS (sekitar Rp6.500 triliun).