Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Prajurit Armenia sedang menembakkan artilerinya ke arah posisi pertahanan Pasukan Azerbaijan. twitter.com/ArmeniaMODTeam
Prajurit Armenia sedang menembakkan artilerinya ke arah posisi pertahanan Pasukan Azerbaijan. twitter.com/ArmeniaMODTeam

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Republik Azerbaijan menyebutkan bahwa posisi pertahanannya diserang oleh militer Armenia di Distrik Kalbajar, Nagorno-Karabakh.

Pernyataan itu disampaikan Azerbaijan, Kamis (09/12) setelah terjadinya kontak senjata antara kedua belah pihak

Menurut pernyataan resmi militer Azerbaijan, aksi tembak menembak terjadi akibat provokasi yang sengaja dilakukan Prajurit Armenia, seperti yang dilansir dari RFE/RL.

Berbeda versi dengan Baku, Kementerian Pertahanan Armenia di waktu yang sama menuduh Azerbaijan terlebih dahulu menembakkan senjatanya ke teritorial Armenia di Provinsi Gegharkunik.

1. Militer Azerbaijan melaporkan korban jiwa

Meskipun kontak senjata tergolong singkat dari kejadian-kejadian sebelumnya, namun korban tewas tidak dapat dihindari. Dikutip dari RFE/RL, seorang Prajurit Azerbaijan dinyatakan gugur oleh militer Azerbaijan sebagai imbas konfrontasi. 

Sedangkan belum ada informasi lebih lanjut dari militer Armenia terkait korban tewas ataupun luka di pihaknya. Menurut informasi yang disampaikan Kemhan Armenia, kontak senjata yang terjadi berupa tembak-menembak menggunakan berbagai jenis kaliber senjata.

Namun Yerevan juga melaporkan adanya penembakan artileri oleh militer Azerbaijan yang mengguncang salah satu posisi pertahanannya di perbatasan. Walaupun begitu, informasi ini tidak dapat diverifikasi kebenarannya.

2. Dialog Enam Arah diupayakan demi mengakhiri permusuhan

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. twitter.com/MevlutCavusoglu

Kekalahan telak Armenia mempertahankan Kawasan Nagorno-Karabakh dari serangan penuh Azerbaijan 2020 silam menyisakan kebencian mendalam bagi kedua pihak. Kebencian yang telah mengakar lama ini menyebabkan pergesekan bahkan aksi serangan militer di sepanjang perbatasan kedua negara terus terjadi.

Melansir Reuters, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diketahui mempelopori upaya dialog regional pasca kemenangan Azerbaijan atas Nagorno-Karabakh.

Akhirnya upaya itu akan diwujudkan dengan dilaksanakannya Dialog Enam Arah yang akan berlangsung di Rusia pada Jumat (10/12).

"Pertemuan pertama platform kerja sama regional dalam format 3+3 yang diusulkan... untuk pembentukan perdamaian dan stabilitas abadi di Kaukasus Selatan akan diadakan di Moskow pada 10 Desember," ujar Kementerian Luar Negeri Turki.

Dialog ini melibatkan enam negara paling berpengaruh di Kawasan Kaukasus Selatan, seperti Rusia, Armenia, Turki, Azerbaijan, Georgia, dan Iran. 

Kegiatan ini diharapkan berbagai pihak dapat menyelesaikan segala permusuhan dan persilihan satu sama lain. Bahkan Turki berharap dengan dilaksanakannya dialog tersebut mereka dapat memulai normalisasi hubungan bersama Armenia. 

3. Rapuhnya gencatan senjata antara Armenia-Azerbaijan

Suasana kehancuran di Kota Stepanakert, Nagorno-Karabakh, yang menjadi target serangan artileri dan roket Azerbaijan. twitter.com/armenia

Perang Nagorno-Karabakh antara Armenia-Azerbaijan sebenarnya resmi berakhir dengan penandatangan perjanjian damai pada 10 November 2020. Hanya perjanjian damai yang memuat penetapan gencatan senjata selalu gagal diterapkan secara penuh oleh masing-masing negara.

Dilaporkan Reuters, aksi saling serang yang baru-baru ini terjadi adalah imbas dari ingkarnya janji Armenia-Azerbaijan. Sebelumnya kedua negara telah sepakat menghentikan aksi konfrontasi berkat kesepakatan gencata senjata 16 November kemarin. 

Semua proses gencatan senjata harus melibatkan Rusia agar Yerevan dan Baku setuju untuk berhenti dan menetapkan gencatan senjata.

Sampai saat ini Rusia menjadi satu-satunya negara di dunia yang mengerahkan pasukan penjaga perdamaian di Wilayah Nagorno-Karabakh demi mengantisipasi ancaman perang terbuka lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team