Bendera Azerbaijan. (Unsplash.com/Hikmat Gafarzada)
Menurut pihak Yerevan, bentrokan yang terjadi mengakibatkan salah satu prajuritnya tewas dan 12 prajurit telah ditangkap oleh militer Azerbaijan.
"Kematian dan cedera di antara pasukan Armenia akibat pertempuran tersebut mengakibatkan Yerevan kehilangan kendali atas dua posisi militer," ungkap Kementerian Pertahanan Armenia.
Yang ditakutkan dari pertempuran antara dua musuh bebuyutan ini, Armenia dan Azerbaijan, akan memicu meletusnya perang seperti setahun yang lalu saat memperebutkan wilayah pegunungan Nagarno-Karabakh yang disengketakan.
Seperti yang diketahui, konflik bersenjata yang terjadi selama enam minggu pada tahun lalu untuk menguasai wilayah Nagarno-Karabkh, menyebabkan lebih dari 6.500 orang tewas.
Pasukan Azerbaijan yang didukung oleh Turki, berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah yang secara internasional dianggap sebagai bagian dari Azerbaijan, dan Armenia menyerahkan petak-petak wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa dekade.
Kesepakatan melalui perjanjian gencatan senjata pun dicapai pada November 2020 dan dimediasi oleh Rusia yang memiliki pangkalan militer di Armenia, di mana sekitar 2.000 pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan untuk berpatroli di daerah sekitar Nagarno-Karabakh.
Sejak saat itu, kedua negara telah melaporkan sesekali baku tembak di sepanjang sengketa perbatasan teritorial mereka.