Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pesawat nirawak Reaper milik AS (Wikimedia.org/Lt. Col. Leslie Pratt)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengakui kesalahan tragis atas serangan pesawat nirawak di Kabul bulan lalu. Serangan itu menewaskan 10 orang, termasuk di antaranya anak-anak.

Serangan pesawat nirawak itu adalah serangan terakhir AS di Afghanistan. Serangan dilakukan untuk menanggapi ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 13 pasukan AS dan ratusan warga Afghanistan, termasuk pasukan Taliban, ketika proses evakuasi mencapai detik-detik terakhir.

1. AS akui telah lakukan kesalahan yang tragis

Serangan pesawat nirawak AS di Afghanistan dilakukan pada tanggal 29 Agustus 2021. Serangan itu menargetkan jaringan anggota ISIS-K yang telah melakukan ledakan bom bunuh diri di bandara Kabul yang padat.

Saat itu, komandan tertinggi AS mengatakan bahwa serangan yang diluncurkan telah "benar" ketika media seperti The Washington Post dan New York Times melaporkan bahwa korban yang meninggal adalah warga sipil, termasuk anak-anak.

Kini, militer AS mengakui kebenaran investigasi independen yang telah diluncurkan oleh media.

Dilansir dari NPR, Jenderal Korps Marinir Kenneth F. McKenzie yang menjabat sebagai Kepala Komando Pusat AS menjelaskan "penyelidikan kami sekarang menyimpulkan bahwa serangan itu adalah kesalahan yang tragis," katanya.

Serangan pesawat nirawak jenis Reaper dengan rudal Hellfire, dilaporkan telah membunuh Zemari Ahmadi, seorang pekerja kemanusiaan Nutrition and Education International yang memiliki basis di California. Selain membunuh Ahmadi, ada sembilan korban lain termasuk tujuh orang anak-anak.

2. Menhan AS meminta maaf atas kesalahan serangan

Editorial Team

Tonton lebih seru di