Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) (twitter.com/KremlinRussia_E)

Tangerang Selatan, IDN Times - Asosiasi bisnis terbesar dari Turki pada Rabu (24/8/2022) telah menerima surat dari Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS). Mereka kemungkinan akan diberi sanksi oleh AS jika terus melanjutkan bisnis dengan Rusia.

Washington semakin khawatir dengan kerja sama Rusia-Turki. Hal itu karena Kremlin diduga memanfaatkan Istanbul untuk menghindari pembatasan keuangan dan akses perdagangan yang telah diberlakukan oleh Barat.

1. Rusia sengaja manfaatkan Turki untuk hindari sanksi Barat

Melansir RFI, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi mereka, saat pertemuan Agustus lalu di resor Laut Hitam, kota Sochi.

Data resmi menunjukan, nilai ekspor Turki ke Rusia pada rentang Mei-Juli bertambah hampir 50 persen, yang mana lebih besar jika dibandingkan angka tahun lalu.

Impor minyak Rusia oleh Turki disebut makin membengkak. Hal itu dibuktikan ketika keduanya sepakat untuk menggunakan pembayaran gas alam dengan mata uang rubel. 

Wakil Menteri Keuangan AS, Wally Adeyemo, melakukan kunjungan ke Ankara dan Istanbul pada Juni. Washington telah ungkapkan kekhawatirannya kepada Turki dan mengatakan bahwa oligarki Rusia dan pebisnis lainnya berusaha untuk menghindari sanksi barat dengan memanfaatkan entitas Turki.

Turki, yang merupakan anggota NATO, memiliki hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina. Pihaknya telah mencoba untuk tetap netral di tengah konflik, serta menolak untuk ikut menjatuhkan sanksi pada Moskow.

2. AS akan beri sanksi untuk Turki jika terus kerja sama dengan Rusia

Editorial Team

Tonton lebih seru di