Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gedung Putih Amerika Serikat (commons.wikimedia.org/AmericanXplorer13)

Jakarta, IDN Times – Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Minggu (27/4/2025) bahwa pihaknya akan membatasi akses informasi atas operasi militernya terhadap Houthi di Yaman. Komando Pusat (CENTCOM) mempertimbangkan bahwa langkah ini untuk menjaga keamanan operasional dan mempersiapkan serangan yang mematikan terhadap kelompok tersebut.

”Kami sangat berhati-hati dalam pendekatan operasional kami, tetapi tidak akan mengungkapkan secara spesifik tentang apa yang telah kami lakukan atau apa yang akan kami lakukan," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan, dilansir Channel News Asia.

Presiden AS, Donald Trump, telah memerintahkan intensifikasi serangan terhadap Yaman bulan lalu. Ia berjanji untuk terus menyerang Houthi sampai dihentikannya aksi blokade di Laut Merah.

1. AS hantam 800 target di Yaman sejak Maret

Kelompok Houthi memprotes serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi di Sana'a pada bulan September 2015. (commons.wikimedia.org/Henry Ridgwell)

Sejak bulan lalu, AS dilaporkan telah menyerang lebih dari 800 target di Yaman. Ratusan pejuang tewas, termasuk para petinggi Houthi.

"Serangan itu telah menghancurkan sejumlah fasilitas komando dan kontrol, sistem pertahanan udara, fasilitas produksi senjata canggih, dan lokasi penyimpanan senjata canggih,” kata CENTCOM di Timur Tengah, dilansir France24.

CENTCOM menambahkan bahwa serangan intens telah menurunkan akurasi serangan Houthi. Peluncuran rudal balistik telah turun hingga 69 persen dan serangan drone juga turun hingga 55 persen.

2. Houthi hancurkan banyak drone serang AS

Editorial Team

Tonton lebih seru di