Perdana Menteri Georgia, Irakli Kobakhidze. (facebook.com/KobakhidzeOfficial)
Perdana Menteri Georgia, Irakli Kobakhidze, mengatakan bahwa demonstrasi penolakan RUU anti-agen asing yang diikuti ribuan pemuda merupakan imbas dari dorongan ide Ukrainisasi di Georgia.
"Saya mendengar beberapa hari lalu bahwa pemimpin demonstrasi merasa iri dengan warga Ukraina. Saya mengangap ini bukanlah salah berkata. Tujuan ini jelas untuk memobilisasi rakyat untuk Ukrainisasi di Georgia dan menyebut Georgia berbagi nasib dengan Ukraina," ucapnya, dikutip Agenda.
"Saya ingatkan kepada Anda bahwa berbagi nasib dengan Ukraina berpotensi membawa apa yang terjadi di Ukraina saat ini di Georgia. Sayangnya, ribuan orang di Ukraina tewas akibat perang. Statistiknya menunjukkan dua per tiga laki-laki muda di Ukraina pergi atau tewas. Kami berbicara soal kerusakan. Ini yang diinginkan lawan kami," tambahnya.
Ia menambahkan sudah menawarkan demonstran yang didominasi pemuda Georgia untuk menunjuk sepuluh orang yang dijadikan perwakilan dalam diskusi publik untuk membahas RUU anti-agen asing.