Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)
Seorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, IDN Times - China menyebut Democracy Summit yang digelar Amerika Serikat (AS) pekan ini sebagai konferensi lawak. Pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri China, Le Yucheng, dalam panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. 

Sementara itu, Wakil Direktur Kantor Pusat Kebijakan Komite Partai Komunis, Tian Peiyan, juga menyebut konferensi itu sama sekali tidak mencerminkan nilai demokrasi yang sesungguhnya. 

"Di bawah sistem demokrasi Amerika, politisi AS adalah agen dari kelompok kepentingan, dan tidak mewakili kepentingan pemilih mayoritas atau kepentingan nasional," kata Peiyan, dikutip dari Bloomberg.

1. Demokrasi AS telah menciderai nilai aslinya

Ilustrasi politik. (Unspalsh/Maarten van den Heuvel)

Peiyan juga menyinggung, politisi di Negeri Paman Sam akan menjanjikan apa pun agar bisa terpilih dan mereka sama sekali tidak memiliki komitmen terhadap janji politiknya.

“Itu bukan demokrasi yang sebenarnya, orang-orang China tidak suka dan tidak menginginkan demokrasi seperti itu," tambah Peiyan, pada konferensi pers yang dibarengi dengan momen peluncuran buku putih demokrasi pekan lalu. 

2. China sebut AS tidak layak jadi pemimpin demokrasi

Xi Jinping dan Joe Biden (Instagram.com/chinaxinhuanews/facebook.com/Joe Biden)

Pada kesempatan yang sama, Peiyan menyampaikan bahwa AS tidak sepatutnya tampil sebagai pemimpin demokrasi global. 

"AS adalah pemimpin demokrasi gadungan, tetapi apa yang disebut konferensi demokrasi hanya ditujukan untuk menekan dan menahan negara-negara dengan model pembangunan yang berbeda," tutur dia.

“itu akan menjadi lelucon dan tidak akan populer,” tambahnya. 

3. Biden sebut otokrasi sebagai tantangan abad ini

Presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden melambaikan tangan kepada wartawan sebelum masuk ke pesawat kampanye menjelang perjalanan menuju North Carolina, di Bandara Newscastle di Newcastle, Delaware, Amerika Serikat, Minggu (18/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner)

Wakil Kepala Departemen Publisitas komite Partai Komunis, Xi Lin, memperkenalkan istilah ‘pintu putar’, yang berarti dalam sistem AS eksistensi para politisi tidak lebih sebagai kaki tangan kelomopk kepentingan dan pelobi. 

China mengkritik konferensi yang digelar secara virtual itu. Kecaman juga datang karena Taiwan menjadi satu dari sekitar 100 undangan yang akan menghadiri pertemuan tersebut.

Democracy Summit akan digelar pada 9-10 Desember 2021. Presiden AS, Joe Biden, sebelumnya menyebut pertempuran antara demokrasi kontra otokrasi sebagai tantangan geopolitik penting abad 21.

Editorial Team