Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (twitter.com/ President Biden)
Meskipun AS terus mengirim senjata ke Israel, pemerintahan Biden sempat menunda satu gelombang pengiriman bom 2.000 pon pada Mei lalu. Penundaan ini disebabkan oleh kekhawatiran atas dampak penggunaan bom tersebut di wilayah Gaza yang padat penduduk.
Penggunaan senjata berat di Gaza telah mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar. Menurut data dari kementerian kesehatan Gaza, jumlah korban tewas Palestina telah melebihi 37.000 orang sejak awal konflik.
Dukungan Presiden Biden untuk Israel dalam perang melawan Hamas telah menimbulkan kontroversi politik di AS. Banyak warga AS, terutama kaum muda pendukung Partai Demokrat, tidak setuju dengan kebijakan ini.
Akibatnya, muncul berbagai protes di kampus-kampus universitas AS yang mendukung Palestina. Bahkan dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, sebagian pemilih memilih opsi "tidak berkomitmen" sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Biden terkait Israel.
Presiden Biden sebelumnya memperingatkan akan perketat syarat bantuan militer jika Israel gagal melindungi warga sipil dan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Namun, hingga saat ini, peringatan tersebut belum direalisasikan selain penundaan pengiriman pada Mei lalu.