Ilustrasi perlengkapan militer (Pixabay/LCharn)
Bagi China, Taiwan adalah provinsi pemberontak. Beijing mengancam akan melakukan berbagai tindakan, bahkan dengan aksi militer, jika Taipei mendeklarasikan kemerdekaan.
Tapi Taiwan terus menolak untuk bergabung dengan China. Taiwan yang telah memerintah secara demokratis selama lebih dari tiga dekade, terus meningkatkan kekuatan militernya dalam beberapa tahun terakhir untuk melindungi wilayah dari kemungkinan serangan Beijing.
Salah satu senjata pertahanan utama adalah rudal permukaan-ke-udara defensif, termasuk rudal Patriot canggih buatan AS. Taiwan bahkan memiliki berbagai versi rudal tersebut, dari yang lama sampai yang terbaru.
Taiwan yang hanya memiliki segelintir hubungan diplomatik dengan negara lain, hampir selalu kesulitan untuk mendapatkan persenjataan di pasar internasional. Karena hal itu, industri pertahanan dalam negeri telah mengembangkannya secara mandiri dan berhasil menciptakan beberapa jenis rudal, bahkan tipe ofensif.
Dalam tinjauan Missile Threat, sejauh ini Taiwan diketahui telah mengembangkan enam jenis rudal pertahanan, sekaligus yang memiliki kemampuan serang. Enam rudal tersebut adalah:
- Rudal Hsiung Feng II dengan kemampuan target 100-120 kilometer
- Rudal Hsiung Feng IIE mampu mencapai target 600 kilometer.
- Rudal Hsiung Feng III dengan kemampuan mencapai target 120-150 kilometer.
- Rudal Tien Chi yang mampu menembak target berjarak 120 kilometer.
- Rudal Wan Chien mampu mencapai target 240 kilometer.
- Rudal Yun Feng yang saat ini dalam pengembangan, adalah rudal balistik jelajah yang diperkirakan bakal memiliki jangkauan 1.200-2.000 kilometer.
Rudal balistik Yun Feng yang masih dalam pengembangan tersebut, bahkan diperkirakan tidak hanya dapat mencapai China, tapi juga mampu mencapai seluruh wilayah Filipina, Vietnam, Thailand dan sebagian Malaysia.