Menurut LSM Center for Human Rights in Iran (CHRI), aksi protes tersebut telah memberikan dampak jangka panjang pada masyarakat Iran. Contohnya, kini semakin banyak perempuan Iran yang menolak untuk menutupi rambut mereka di tempat umum.
“Sebuah revolusi diam-diam telah terjadi di Iran, di mana perempuan menolak untuk mematuhi apa yang telah menjadi simbol penindasan Republik Islam – yaitu kewajiban berhijab,” kata CHRI dalam laporannya yang dirilis pada September.
“Dengan tindakan pembangkangan sipil yang sederhana, para perempuan ini mengatakan tidak – tidak terhadap penindasan, tidak terhadap kekerasan, dan tidak terhadap diskriminasi sistematis dan apartheid gender yang telah menjadi ciri penderitaan perempuan di Republik Islam sejak awal berdirinya," tambahnya.
Chowra Makaremi, seorang antropolog dan spesialis di Iran, menjelaskan bahwa perubahan besar juga terjadi pada masyarakat sipil sejak kematian Amini.
“Revolusi budaya sedang berlangsung. Dalam keluarga, di ranah privat, hubungan hierarkis sedang berubah. Posisi perempuan dan gadis muda juga mengalami perubahan. Perilaku pria juga berubah—mereka tidak lagi menganggap posisi kekuasaan mereka sebagai hal yang sudah pasti. Bahkan, mereka tidak lagi buta terhadap cara mereka sendiri menjadi alat represi negara," ungkapnya, dikutip dari France 24.