Presiden Honduras, Juan Orlando Hernandez saat bertemu Menteri Keamanan dalam Negeri AS, Chad F. Wolf. instagram.com/juanorlandoh/
Kendati demikian, Hernandez yang baru saja meninggalkan jabatannya pada bulan lalu menolak tudingan tersebut. Pasalnya, sampai saat ini mantan presiden berusia 53 tahun itu belum mendapatkan tuntutan hukum atas kasus kriminal.
Bahkan, Hernandez juga berkata bahwa ia terkejut atas keputusan Pemerintah AS yang hanya didasarkan dari laporan media dan pengakuan dari para penyelundup narkoba beserta pembunuh yang diekstradisi oleh pemerintahnya, dilansir Reuters.
Di samping itu, ia menegaskan bila selama delapan tahun kepemimpinannya, total kasus penyelundupan narkoba yang melintasi Honduras turun hingga 83 persen. Sedangkan kasus pembunuhan turun menjadi 37 kasus pada setiap 100 ribu penduduk dari sebelumnya 86,4 per 100 ribu.
Di sisi lain, AS juga berkeinginan untuk memperbaiki hubungan diplomatik dengan Honduras yang kini di bawah kendali Xiomara Castro. Hal ini sehubungan dengan niat Castro untuk mengatasi masalah kemiskinan, kekerasan, dan korupsi di Honduras yang memicu warganya pergi ke AS.