Kekuatan ISIS yang semakin lama melemah setelah digempur habis-habisan oleh Pemerintah Suriah, pemberontak Suriah, pemberontak Kurdi, Turki, AS, Iran, Rusia, dan lainnya, membuktikan bahwa kejayaan mereka tidak lama lagi akan berakhir.
Tetapi, pernyataan Presiden Donald Trump yang menyatakan bahwa ISIS sudah berhasil dikalahkan menyebabkan situasi ambigu karena sebetulnya ISIS masih memiliki kekuatan yang cukup kuat di sepotong wilayah Suriah.
Keluarnya AS dari kampanye militer di Suriah, membuat masa depan Suriah mulai bergerak menuju ke arah yang diinginkan oleh Pemerintah Suriah dengan dukungan Rusia dan Iran.
Kehadiran pasukan asing (NATO: Inggris, Prancis dan Turki), pemberontak Suriah, dan pemberontak Kurdi ditambah ISIS yang berkeliaran menjadi suatu permasalahan yang memperlama proses perdamaian.
Kemajuan atau mundurnya Suriah di masa yang akan datang hanya bisa dijawab setelah api perang benar-benar padam di tanah Suriah.