Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengumumkan rencana untuk melipatgandakan bea masuk terhadap kendaraan listrik China. Kenaikan diperkirakan hampir 100 persen pada 2024.
Rencana ini juga bersamaan dengan kenaikan secara tajam tarif barang-barang China di sektor-sektor lain yang memiliki kepentingan strategis, seperti peralatan tenaga surya dan semikonduktor.
Menurut Biden, kenaikan tarif yang akan berlaku terhadap impor dari China senilai 18 miliar dolar AS (sekitar Rp289,2 triliun), bertujuan mencegah kekuatan ekonomi Asia tersebut mengancam lapangan kerja manufaktur AS dan melemahkan industri Amerika. Serta, diklaim sebagai upaya untuk membantu para pekerja Amerika bersaing.
"Pekerja Amerika dapat bekerja lebih baik dan mengungguli siapa pun, selama persaingannya adil. Namun, sudah terlalu lama, persaingan itu tidak adil. Selama bertahun-tahun, pemerintah China menggelontorkan anggaran negara untuk perusahaan-perusahaan China di berbagai industri," kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.
"Membanjirnya pasar global oleh China menciptakan harga rendah yang tidak adil, membuat produsen lain di seluruh dunia gulung tikar," sambungnya, dikutip dari Kyodo News.
Biden menyebut praktik tersebut sebagai kecurangan daripada persaingan.