Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
AS sepakat jual rudal ke Mesir. Ilustrasi (Wikimedia.org/U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Gary Granger Jr)

Washington DC, IDN Times – Pemerintahan AS yang saat ini dipimpin oleh Joe Biden menyepakati penjualan rudal ke Mesir. Kesepakatan itu dilakukan dengan alasan bahwa Mesir telah lama menjadi mitra strategis AS di Timur Tengah.

Kesepakatan itu terjadi meski Mesir telah menjadi sasaran kritik atas pelanggaran kemanusiaan seperti penangkapan yang sewenang-wenang dan penyiksaan tahanan. Abdel Fattah el-Sisi yang saat ini memimpin Mesir, memiliki hubungan yang baik dengan Donald Trump. Bahkan Trump memuji el-Sisi sebagai “diktator favorit saya”.

1. Rudal bernilai jutaan dolar AS

Rudal yang dijual AS ke Mesir senilai 197 juta dolar AS. Ilustrasi (pexels.com/pixabay)

Kesepakatan pembelian rudal Mesir dengan AS memiliki nilai yang fantastis. Jumlah angka dari kesepakatan tersebut diperkirakan mencapai 197 juta dolar AS atau setara dengan Rp2,7 triliun. Rudal tersebut adalah rudal taktis buatan Raytheon, kontraktor dan perusahaan industri pertahanan utama AS.

Melansir dari laman Anadolu, Departemen Luar Negeri AS menjelaskan bahwa pembelian rudal taktis itu untuk memperkuat Angkatan Laut Mesir. Jumlah total rudal AS yang disepakati dijual ke Mesir sebanyak 168 buah.

Rudal dari Raytheon yang akan dibeli oleh Mesir adalah jenis Rolling Airframe Missile (RAM). Senjata tersebut telah digunakan oleh beberapa negara mitra AS seperti Jerman, Jepang, Yunani, Turki, Korsel, Meksiko, Arab Saudi, dan Mesir. Rudal memiliki fungsi utama sebagai pertahanan melawan rudal penjelajah anti-kapal.

RAM yang dipesan oleh Mesir digunakan untuk mendukung kapal-kapal Fast Missile Craft Angkata Laut. Itu akan memberikan kemampuan peningkatan pertahanan secara signifikan di wilayah pesisir dan di daerah yang berdekatan dengan Terusan Suez.

2. Pelanggaran HAM Mesir

Editorial Team

Tonton lebih seru di