Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) menuduh Akademi Ilmu Kedokteran Militer China mengembangkan senjata pengandali otak. Alhasil, akademi itu bersama 11 lembaga penelitian bioteknologi lainnya dimasukkan dalam daftar hitam ekspor.
"China memilih menggunakan teknologi ini untuk mengejar kontrol atas rakyatnya dan penindasannya terhadap anggota kelompok etnis dan agama minoritas," kata Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, dikutip dari Asia Nikkei.
Seorang pejabat senior AS menambahkan, China sedang mengembangkan senjata dalam bentuk aplikasi militer, yang memungkinkan untuk mengedit gen hingga meningkatkan kinerja manusia dengan menstimulus otak.