Tangerang Selatan, IDN Times - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC+), pada Rabu (5/10/2022), sepakat untuk mengurangi produksi minyak. Keputusan itu sempat ditentang oleh Amerika Serikat (AS), lantaran organisasi itu dituduh bersekongkol dengan Rusia untuk menaikkan harga.
Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, menjelaskan bahwa pemangkasan produksi minyak 2 juta barel per hari itu perlu dilakukan, untuk menanggapi kenaikan suku bunga di Barat, serta menghadapi situasi ekonomi global yang lebih lemah.
Arab Saudi juga membantah pernyataan AS, yang dituduh berkolusi dengan Rusia untuk mendorong harga yang lebih tinggi. Kerajaan mengatakan bahwa barat sering didorong oleh “arogansi kekayaan” ketika mengkritik kelompok tersebut.